Selasa, 12 Februari 2013

Penjabaran kisi-kisi UKA / UKG nyala api las asetylin - ABIZAIN


 LAS ASETYLIN
Nyala api oksidasi adalah  nyala api yang kelebihan oksigen.
Pada nyala api oksidasi terlihat dua kerucut, dan kerucut bagian
dalam pendek berwarna birupucat sampai ungu. Pada nyala api
oksidasiini biasanya terdengar suara berdesis. Nyala api oksidasi
menimbulkan terak, gelembung gas (seperti busa sabun), kecuali
pada logam kuningan. Kegunaannya untuk pengelasan kuningan
dan pemotongan logam.

Nyala api netral terbentuk karena campuran gas karbid dan
oksigen yang seimbang. Nyala api netral terdapat dua kerucut
dengan batas yang cukup  jelas. Kerucut dalam berwarna putih
bersinar dan kerucut luar berwarna biru bening. Pada nyala api
netral terjadi reaksi pembakaran dua tingkat, yakni :
(1).  Kerucut dalam   : C2H2 + O2 ------------? 2CO + H2
(2).  Kerucut luar   : 2CO + O2  ------------? 2C2
(3). H2 + O2  ------------? 2H2O
Nyala api netral digunakan untuk mengelas baja, tembaga, zeng,
dan nikel.
 
Nyala Karburasi  = kelebihan gas asetylin

a. netral
b. kelebiah karbit
c. kelebihan zat asam

Penjabaran kisi-kisi UKA / UKG JENIS pengujian merusak dan tidak merusak- ABIZAIN



1. Metode gores
Dilakukan dengan cara mengukur kedalaman ataulebar goresan pada benda uji dengan cara menggoreskan permukaan benda ujidengan material pembanding. Indentor yang biasa digunakan adalah jarum yangterbuat dari intan. Namun, metode ini tidak cocok untuk logam yang skalakekerasannya tinggi. Selain itu kemampu-ulangannya rendah karena tidak akurat.Metode ini tidak banyak digunakan dalam dunia metalurgi, tapi masihdalam dunia mineralogi. Metode ini dikenalkan oleh Friedrich Mohs yaitu denganmembagi kekerasan material di dunia ini berdasarkan skala (yang kemudiandikenal sebagai skala Mohs). Skala ini bervariasi dari nilai 1 untuk kekerasanyang paling rendah, sebagaimana dimiliki oleh talc, hingga skala 10 sebagai nilaikekerasan tertinggi, sebagaimana yang dimiliki oleh intan. Dalam skala Mohsurutan nilai kekerasan material di dunia diwakili oleh :1. talc 6. orthoclase2. gypsum 7. quartz3. calcite 8. topaz4. fluorite 9. corundum5. apatite 10. DiamondPrinsip pengujian :Bila suatu mineral mampu digores oleh orthoclase(6) tetapi tidak mampu digores oleh apatite(5), maka kekerasan mineral tersebut berada antara 5 dan 6. Berdasarkan hal ini, jelas terlihat bahwa metode ini
 
memiliki kekurangan utama berupa ketidakakuratan nilai kekerasan suatumaterial.Bila kekerasan mineral-mineral diuji dengan metode lain, ditemukan bahwa nilainilainya berkisar antara 1-9 saja, sedangkan nilai 9-10 memiliki rentang yang besar.

2. Metode pantul ( metode elastik / rebound )
Dengan metode ini, kekerasan suatu materialditentukan oleh alat scleroscope yang mengukur tinggi pantulan suatu pemukul(
hammer ) dengan berat tertentu yang dijatuhkan dari suatu ketinggian terhadap permukaan benda uji. Tinggi pantulan (
rebound ) yang dihasilkan mewakilikekerasan benda uji. Semakin tinggi pantulan tersebut, yang ditunjukan oleh dial pada alat pengukur, maka kekerasan benda uji dinilai semakin tinggi.
3. Metode Indentasi
Pengujian dengan metode ini dilakukan dengan penekanan benda uji dengan indentor dengan gaya tekan dan waktu indentasi yangditentukan. Kekerasan suatu material ditentukan oleh dalam ataupun luas areaindentasi yang dihasilkan (tergantung jenis indentor dan jenis pengujian).Berdasarkan prinsip bekerjanya metode uji kekerasan dengan cara indentasi dapatdiklasifikasikan sebagai berikut:a.

Metode Brinell
Metode ini diperkenalkan pertama kali olehJ.A.Brinell pada tahun 1900. Pengujian kekerasan dilakukan dengan memakai bola baja yang diperkeras (
hardened steel ball ) dengan beban dan waktuindentasi tertentu. Hasil penekanan adalah jejak berbentuk lingkaran bulat, yangharus dihitung diameternya dibawah mikroskop khusus pengukur jejak.Pengukuran nilai kekerasan suatu material diberikan oleh rumus: 
  
dimana : P adalah beban (Kg)D diameter indentor (mm)d diameter jejak (mm).
Gambar :


Skematis prinsip identasi dengan metode Brinell 
Prosedur standar pengujian mensyaratkan bola baja dengan diameter 10mm dan beban 3000 kg untuk pengujian logam-logam ferrous, atau 500 kg untuk logam-logam non ferrous. Untuk logam-logam ferrous, waktu indentasi biasanyasekitar 10 detik, sementara untuk logam-logam non ferrous sekitar 30 detik.Walaupun demikian pengaturan beban dan waktu indentasi untuk setiap materialdapat pula ditentukan oleh karakteristik alat penguji. Nilai kekerasan suatumaterial yang dinotasikan dengan “HB” tanpa tambahan angka di belakangnyamenyatakan kondisi pengujian standar dengan indentor bola baja 10mm, beban3000 kg selama waktu 1-15 detik. Untuk kondisi yang lain nilai kekerasan HBdiikuti angka-angka yang menyatakan kondisi pengujian.

PENJABARAN KISI-KISI PENGARUH UNSUR lagamterhadap sifat baja- abizain


          PENGARUH UNSUR NON LOGAM
          CARBON ( C ), Merupakan paduan utama yang mempunyai pengaruh menaikkan kekuatan dan kekerasan. Dalam jumlah besar akan membuat besi menjadi getas.
           MANGANESE ( Mn ), Merupakan unsur yang selalu ada, karena dipakai sebagai bahan deoxidizer dalam proses pembuatan baja. Mempunyai pengaruh menaikkan kekuatan dan kekerasan.
          SILIKON ( Si ), Merupakan unsur yang selalu ada, karena dipakai sebagai bahan deoxidizer. Mempunyai pengaruh memperkuat struktur Ferrite.
          CHROMIUM ( Cr ), Meningkatkan kekuatan,  kekerasan dan sifat mulur  pada temperatur tinggi.
          NICKEL ( Ni ), Menaikkan kekuatan, memperbaiki sifat kelelahan dan meningkatkan keuletan
           TUNGSTEN ( W ), Membentuk partikel karbida yang keras dan stabil pada temperatur tinggi.
          MOLYBDENUM ( Mo ), Membentuk partikel karbida yang menyebabkan kekuatan mulur pada temperatur tinggi meningkat, meningkatkan ketahan korosi, dan menurunkan sifat getas.
          VANADIUM ( V ), Membentuk  partikel karbida, mempunyai sifat membersihkan sehingga  menghasilkan baja yang bebas dari inclusion.
          TITANIUM ( Ti ), Pembentuk partikel karbida yang kuat dan penstabil karbida dalam austenitic stainless steel.
          PHOSPORUS ( P ), Mmeningkatkan kekuatan dan sifat mampu keras, sifat mampu mesin dan ketahanan korosi, Menurunkan keuletan dan ketangguhan.
          SULPHUR ( S ), Menurunkan sifat tangguh dan mampu las
           
Cr dan Ni digunakan secara bersamaan dalam pembuatan Baja Tahan Karat, karena keduanya saling menutupi kekurangan masing-masing.

4.penjabaran kisi UKA / UKG KLASIFIKASI BAJA KARBON BERDASARKAN UNSURKARBON - ABIZAIN


3.12.
3.12. Klafikasi baja
BERDASARKAN KADAR KARBON ( C )
1. BAJA KARBON RENDAH ( LOW CARBON ) 
    % C   <  0,15
2. BAJA KARBON RENDAH ( MILD CARBON )
    0,15   <  % C   < 0,29
3. BAJA KARBON SEDANG ( MEDIUM
    0.30  <  % C   < 0,59
4. BAJA KARBON TINGGI
    0,60   <  % C   < 1,70 

BERDASARKAN KADAR KARBON ( C )
1. BAJA KARBON RENDAH ( LOW CARBON ) 
    % C   <  0,15
2. BAJA KARBON RENDAH ( MILD CARBON )
    0,15   <  % C   < 0,29
3. BAJA KARBON SEDANG ( MEDIUM
    0.30  <  % C   < 0,59
4. BAJA KARBON TINGGI
    0,60   <  % C   < 1,70