Selasa, 12 Februari 2013

Penjabaran kisi-kisi UKA / UKG JENIS pengujian merusak dan tidak merusak- ABIZAIN



1. Metode gores
Dilakukan dengan cara mengukur kedalaman ataulebar goresan pada benda uji dengan cara menggoreskan permukaan benda ujidengan material pembanding. Indentor yang biasa digunakan adalah jarum yangterbuat dari intan. Namun, metode ini tidak cocok untuk logam yang skalakekerasannya tinggi. Selain itu kemampu-ulangannya rendah karena tidak akurat.Metode ini tidak banyak digunakan dalam dunia metalurgi, tapi masihdalam dunia mineralogi. Metode ini dikenalkan oleh Friedrich Mohs yaitu denganmembagi kekerasan material di dunia ini berdasarkan skala (yang kemudiandikenal sebagai skala Mohs). Skala ini bervariasi dari nilai 1 untuk kekerasanyang paling rendah, sebagaimana dimiliki oleh talc, hingga skala 10 sebagai nilaikekerasan tertinggi, sebagaimana yang dimiliki oleh intan. Dalam skala Mohsurutan nilai kekerasan material di dunia diwakili oleh :1. talc 6. orthoclase2. gypsum 7. quartz3. calcite 8. topaz4. fluorite 9. corundum5. apatite 10. DiamondPrinsip pengujian :Bila suatu mineral mampu digores oleh orthoclase(6) tetapi tidak mampu digores oleh apatite(5), maka kekerasan mineral tersebut berada antara 5 dan 6. Berdasarkan hal ini, jelas terlihat bahwa metode ini
 
memiliki kekurangan utama berupa ketidakakuratan nilai kekerasan suatumaterial.Bila kekerasan mineral-mineral diuji dengan metode lain, ditemukan bahwa nilainilainya berkisar antara 1-9 saja, sedangkan nilai 9-10 memiliki rentang yang besar.

2. Metode pantul ( metode elastik / rebound )
Dengan metode ini, kekerasan suatu materialditentukan oleh alat scleroscope yang mengukur tinggi pantulan suatu pemukul(
hammer ) dengan berat tertentu yang dijatuhkan dari suatu ketinggian terhadap permukaan benda uji. Tinggi pantulan (
rebound ) yang dihasilkan mewakilikekerasan benda uji. Semakin tinggi pantulan tersebut, yang ditunjukan oleh dial pada alat pengukur, maka kekerasan benda uji dinilai semakin tinggi.
3. Metode Indentasi
Pengujian dengan metode ini dilakukan dengan penekanan benda uji dengan indentor dengan gaya tekan dan waktu indentasi yangditentukan. Kekerasan suatu material ditentukan oleh dalam ataupun luas areaindentasi yang dihasilkan (tergantung jenis indentor dan jenis pengujian).Berdasarkan prinsip bekerjanya metode uji kekerasan dengan cara indentasi dapatdiklasifikasikan sebagai berikut:a.

Metode Brinell
Metode ini diperkenalkan pertama kali olehJ.A.Brinell pada tahun 1900. Pengujian kekerasan dilakukan dengan memakai bola baja yang diperkeras (
hardened steel ball ) dengan beban dan waktuindentasi tertentu. Hasil penekanan adalah jejak berbentuk lingkaran bulat, yangharus dihitung diameternya dibawah mikroskop khusus pengukur jejak.Pengukuran nilai kekerasan suatu material diberikan oleh rumus: 
  
dimana : P adalah beban (Kg)D diameter indentor (mm)d diameter jejak (mm).
Gambar :


Skematis prinsip identasi dengan metode Brinell 
Prosedur standar pengujian mensyaratkan bola baja dengan diameter 10mm dan beban 3000 kg untuk pengujian logam-logam ferrous, atau 500 kg untuk logam-logam non ferrous. Untuk logam-logam ferrous, waktu indentasi biasanyasekitar 10 detik, sementara untuk logam-logam non ferrous sekitar 30 detik.Walaupun demikian pengaturan beban dan waktu indentasi untuk setiap materialdapat pula ditentukan oleh karakteristik alat penguji. Nilai kekerasan suatumaterial yang dinotasikan dengan “HB” tanpa tambahan angka di belakangnyamenyatakan kondisi pengujian standar dengan indentor bola baja 10mm, beban3000 kg selama waktu 1-15 detik. Untuk kondisi yang lain nilai kekerasan HBdiikuti angka-angka yang menyatakan kondisi pengujian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar